26/05/2012

MAAF.. AKU NGGAK MAKAN ANJING!!

Aku pecinta anjing. Seingatku, selama ini aku cuma 2x punya anjing. Anjing pertama dibeliin bapakku waktu aku kecil, namanya Doti. Seekor anjing kampung lucu berwarna coklat.
Ingatanku terakhir tentang Doti adalah dia dimasukkan ke dalam karung karena sakit, dan lalu dibawa oleh seorang suruhan ibuku. Setelah itu aku nggak tau apa yang terjadi sama Doti. Aku masih terlalu kecil untuk mengingatnya.
Anjing ke-2 ku aku beli sendiri. Aku beli dari seseorang pejabat desa di daerah Solo. Seekor Golden Retriever cowok yang bernama Charlote. Jangan tanya kenapa namanya Charlote padahal dia cowok. Orang kadang-kadang emang nggak paham tentang budaya asing, yang dia (pemilik lama) tahu adalah nama Charlote itu keren untuk seekor Golden Retriever.
Aku bersama Charlote selama 4 tahunan. Anjing pintar dan baik, benar-benar baik.. Semua orang sayang sama dia. Aku yang sering jahat sama Charlote. Aku membelinya tanpa berpikir akan kurumahkan dimana. Akhirnya dia harus pindah-pindah rumah, menumpang teman-temanku yang mau mengurusnya. Aku sendiri terlalu sibuk untuk mengurusnya.Charlote meninggal di usianya yang ke-8, di rumah temanku. Itu dosa terbesarku kepada Charlote. Sampai sekarang aku sedih kalau ingat itu.

Adikku dan Charlote
Aku suka hampir semua binatang, terutama anjing. Mungkin dari semua binatang, yang nggak aku sukai cuma nyamuk, lalat, sama buaya. Gerakan Cinta Satwa diberikan sama bapakku selagi kami anak-anaknya kecil. Dulu di rumahku kami pernah memelihara burung kakak tua, burung hantu, rangkong, bangau tong-tong, elang bido, sampai kelinci. Rumah hampir kaya kebun binatang waktu itu. :))
Di waktu lalu, aku pernah makan anjing. Iya tongseng anjing. Orang jogja menyebut makanan itu dengan tongseng asu atau sengsu. Aku sendiri nggak pernah merasakan kenikmatan spesifiknya. Menurutku daging merah semua sama, tinggal bagaimana cara mengolahnya. Aku juga mengenal masakan itu dari teman-teman sekolahku. Bapak ibuku nggak pernah mengajarkan anak-anaknya untuk makan anjing. Yang pertama karena kami keluarga muslim, yang kedua (menurutku sebagai alasan yang lebih masuk akal) karena itu anjing, nggak pantas untuk dimakan!
Hampir 2 tahun aku makan anjing, nggak tiap hari sih, tapi daging anjing menjadi solusi murah dan terbaik untuk pengganti daging kambing dalam masakan tongseng. Serat dan rasanya hampir sama. Waktu itu aku bisa mendapatkan sengsu seharga Rp. 4.000,- sedangkan tongseng kambing bisa 2x lipatnya. Lebih murah, lebih terjangkau untuk anak seumuranku waktu itu. Nggak ada perasaan apa-apa waktu aku makan sengsu. Waktu itu makan tongseng adalah makan sengsu, titik. Hingga suatu saat teman-temanku SMA mengajak aku untuk merayakan akhir tahun bersama-sama, itu awal tahun 2000-an kalo nggak salah. Dan kami sepakat untuk membeli seekor anjing untuk dijadikan menu utama perayaan pergantian tahun itu. Dan terjadilah bencana itu.....
Keisengan kadang-kadang menjadi pelajaran terbesar. Aku menyaksikan bagaimana proses anjing disembelih, lebih tepatnya dibunuh perlahan. Anjing yang kami beli lumayan besar, tapi kasihan dia buta. Melihatnya aja aku udah nggak tega. Temanku akhirnya turun tangan, dimasukkannya anjing itu ke dalam karung dan dipukullah kepala anjing itu dengan kayu balok. Karena temanku bukan ahlinya prosesnyapun cukup lama,  hampir setengah jam hingga anjing dalam karung itu nggak gerak lagi.
"Memang itu caranya" kata temanku. "Anjing paling enak dagingnya kalo dibunuh tanpa keluar darahnya".
Ok.. Aku emang suka Tongseng daging anjing tapi aku nggak akan pernah suka proses untuk membunuhnya. Aku nggak ngerti apa yang mereka pikirkan sehingga bisa tau anjing yang dibunuh tanpa mengeluarkan darah lebih enak dagingnya daripada anjing yang dibunuh seperti layaknya sapi atau kambing.
Bahkan ada cerita di bagian lain dunia sana, mereka membunuh anjing dengan cara merebusnya hidup-hidup. FUCK! Kalian karnivora terjahat di bumi ini!!!
Mulai saat itu, aku nggak pernah makan anjing lagi. Menurutku waktu itu, aku mau makan anjing kalo anjing itu disembelih dengan cara yang benar. Dan sayangnya untuk semua tukang masak/penjual masakan berbasis daging anjing itu mustahil dilakukan. Akupun nggak pernah makan daging anjing lagi.
Sampai aku bertemu dangan Charlote, aku menambah alasanku untuk tidak makan anjing. Anjing adalah (binatang) sahabat terbaik manusia. 
Mungkin yang mereka (pemakan anjing) pikirkan berbeda dengan aku, mereka mungkin belum pernah mendapat anjing sebaik Charlote atau bahkan mereka belum pernah memelihara anjing sama sekali. Mereka hewan lucu, mereka nggak akan menyakitimu kalau mereka nggak terpaksa. Anjing melindungi tuannya dengan sepenuh hati. Menggonggong orang yang tak dia kenal ketika orang itu masuk ke rumahmu itu nggak jahat, dia hanya berusaha melindungi tuannya. 
Ini bukan masalah agama yang mengharamkan anjing untuk dimakan. Ini lebih ke masalah sikap manusia. Kalo kamu suka makan anjing, berarti kamu bentar lagi tega makan temanmu sendiri..!!!
Dan lebih dari dari 10 tahun ini aku selalu berkata kepada orang lain yang menawari aku untuk makan daging anjing dengan "MAAF.. AKU NGGAK MAKAN ANJING!!


Teman.. Ada banyak makanan di luar sana yang enak dan lebih baik dari daging anjing.. Percayalah..


4 comments:

  1. Aku sangat sangat SANGAT setuju dengan sikapmu ini Mas Vin! Aku enggak akan pernah makan daging anjing! Itu melukai perasaan dan jiwaku! Dulu waktu kecil pernah makan hanya karena aku enggak tahu jenis daging apa yang kumakan waktu itu! Pernah juga anjing peliharaanku dibawa orang dan enggak balik lagi. Sorenya diantarkanlah sepanci masakan daging yang enggak disentuh orang serumah!
    Kalau ada yang bilang anjing juga diternak silahkan saja, tapi anjing itu bahkan lebih pintar dari ayam, kambing atau sapi. :((

    ReplyDelete
  2. Vindra!! Aku merinding bacanya. Aku juga 'dog person' alias pecinta anjing. Aku ingat anjing pertamaku, Nobita. Dia harus 'dipindahkan' karena tetangga-tetangga gerah dengan gonggongannya dan katanya menakuti anak-anak. Padahal dia nggak pernah menggigit dan hanya ingin mengajak bermain. Sumpah, aku melihatnya menangis. Dia kelihatan sedih dan hanya menguik...nguik. Aku pun tidak berdaya.
    Anjing adalah binatang yang sangat setia dan bisa memahami perasaan 'temannya'. Sekali dia mencintaimu, dia akan menjagamu sampai mati. Aku nggak ngerti kenapa ada orang yang tega memakannya. Kalau ada yang menawariku, aku juga akan bilang : Aku nggak makan...ANJINGGGG!!!

    ReplyDelete
  3. Untung aku belum pernah mencoba dan tertarik buat makan daging ini. :'(

    ReplyDelete
  4. kira2 ada gak organisasi pencinta binatang khususnya anjing dan kucing yg membela hak mreka di indonesia??

    ReplyDelete