29/05/2012

Korned Makanan Kesatria


Ada yang suka korned? Aku akan sedikit bercerita tentang korned.

Makanan yang aku katagorikan sebagai makanan semi instan ini banyak ditemukan di supermarket atau minimarket di sekitar kita. Korned sebenarnya tidak beda dengan ikan asin yang sering kita jumpai di pasar-pasar tradisional. Konsep dasarnya kurang lebih sama dengan ikan asin, mengasinkan makanan sehingga awet dan tidak mudah kadaluwarsa. Sebelumnya kamu harus tahu bahwa garam itu kaya akan manfaat. Selain untuk mengusir ular, garam juga berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri. Itulah kenapa ikan asin bisa awet lama tanpa dimasukkan ke dalam kulkas. 

Korned  (biasanya) dibuat dari daging sapi yang digiling kasar dan ditambahi bumbu-bumbu seperti bawang dan merica. Kenapa kornet aku sebut sebagai makanan semi instan? Walaupun enak, korned bukanlah makanan yang indah untuk disajikan langsung (kecuali kita dalam keadaan terdesak). Ketika kita membuka bungkus mie instan misalnya, kita langsung menemukan bahan makanan yang tertata rapi di dalamnya. Mie yang dikeringkan dan dicetak dengan bentuk tertentu (biasanya bulat dan kotak), bumbu-bumbu, minyak, hingga terkadang sayuran kering yang tertata rapi dalam plastik-plastik kecil. Tapi korned? Kalau kamu orang yang terbiasa makan makanan yang steril dan rapi, kamu bisa pingsan ketika membuka kaleng korned. Coba buka satu kaleng korned dan dengarlah suaranya ketika tutupnya terbuka. Nuansa "klintrek-klintrek lemak" segera terasa. Visualnya juga parah, sekotak daging giling yang kasar berwarna merah. Butuh retouch untuk membuatnya menjadi cantik dan mengundang selera. Karena itulah aku menyebut korned sebagai makanan semi instan, karena walaupun sebenarnya korned kemasan sudah matang, kita harus mengolah dan mempercantiknya lagi untuk meningkatkan selera makan kita.

Makanan kesukaanku dengan bahan dasar korned adalah perkedel korned. Untuk membuatnya sangat mudah. Ambil korned dan lalu campurkan ke dalam telur yang sebelumnya sudah dikocok terlebih dahulu. Telurnya cukup satu untuk sekotak korned, karena fungsi telur di sini lebih untuk mengikat korned tadi sehingga ketika digoreng korned tetap berbentuk sesuai yang kita inginkan.
Kamu bisa menambahkan daun bawang di adonan tadi. Tidak usah ditambah garam karena korned sudah asin. Bentuklah korned sesuai dengan keinginan dan goreng dengan sedikit minyak di wajan hingga warnanya kecoklatan. Tiriskan dan hidangkan dengan nasi hangat.

Selain dibuat perkedel, aku juga sering menambahkan korned ke dalam mie instan rebusku. Cara ini lebih sederhana dan lebih cepat.


Korned sudah lama. Konon korned ditemukan ratusan tahun lalu di sebuah di eropah. Dulunya korned adalah makanan kesatria yang pergi berperang. Para istri kesatria membuat korned untuk dijadikan bekal perjalanan suaminya. Kemasannya tentu bukan kaleng seperti sekarang, korned yang mereka buat saat itu hanya dibungkus dengan semacam daun yang diproses hingga kering yang bisa bertahan lama dan ditulisi pesan-pesan untuk suaminya yang pergi berperang seperti  "Pantang pulang sebelum menang", "Cepat menang abangku sayang", "Jangan malu rindukan aku", dan sebagainya. Nama korned sendiripun diambil dari kata honored atau terhormat. Seiring waktu, honored mengalami perubahan penyebutan menjadi korned atau kornet.

**Tulisan ini didedikasikan untuk Yopie "Jenggot", partner in crime-ku makan korned.

27/05/2012

Aku Adalah Kembang Api


Aku nggak tau kenapa aku tergila-gila sama kembang api. Menurutku kembang api punya daya tarik yang luar biasa. Kembang api nggak cuma sesuatu yang terbakar lalu hangus begitu saja. Kembang api memang habis terbakar, tapi kembang api selalu hilang meninggalkan kesan yang indah.

Kembang api dulunya ditemukan di Cina, awalnya untuk menakut-nakuti roh jahat. Kini kembang api banyak diaplikasikan untuk sebuah perayaan. 
Nggak ada yang bisa menggantikan posisi kembang api di sebuah event. Sound system adalah alat bantu untuk pengeras suara, lampu baik itu lampu konvensional maupun lampu berteknologi canggih seperti laser atau moving head juga alat bantu pencahayaan walaupun ada nilai tambah fill-fill estetika. Tapi kembang api? Kembang api bukan alat. Kembang api berdiri sendiri sebagai salah satu pengisi acara dalam sebuah event. Kembang api bisa bernyanyi dengan dentuman dan menari dengan cahayanya.

Kembang api itu romantis. Aku selalu bercita-cita untuk menjadikan kembang api sebagai salah satu bagian dari cerita cintaku. Kembang api akan membuat cerita cinta semua orang semakin hangat dan indah.
Kembang api itu simbol semangat yang diwujudkan oleh suara, asap, dan cahaya indah.
Kembang api itu.. aaah.. aku terlalu tergila-gila sama kembang api.... :)

Baby you're firework.. Come on let your colors burst..
Make them go oh.. oh.. oh.. You're gonna leave them fallin down.. down.. down..

Yees mbak Ketii.. I am firework.!!

**Photo taken by Budi N. D. Dharmawan

Aku (masih) Pengen Jadi Fotografer..!

Ketertarikanku dengan fotografi adalah turun temurun. Dulu bapakku pernah punya kamera (masih dengan media film) bermerk Ricoh (kalo nggak salah ingat), itu kamera pertama yang aku tau (dan aku nggak pernah pake kamera itu). Bapakku bukan fotografer, bapakku cuma hobi motret keluarga, istri, anak-anaknya, dan membuat dokumentasi karya-karyanya. Bapakku seorang seniman seni rupa dan pematung. Bakat mengkomposisikan sesuatu berdasarkan nilai-nilai estetika itu yang berhasil diturunkan kepada anak-anaknya walaupun ironisnya semua anaknya nggak ada yang bisa nggambar dengan baik. Tapi okelah, medianya digantikan dengan sebuah kamera. Melukis dengan cahaya..

Dari 3 saudara, kakakkulah yang paling berhasil menjadi fotografer. Hidupnya ia dedikasikan untuk memotret. Dia sampai saat ini masih bekerja sebagai fotografer di kantor berita Amerika Associated Press. Kakakku ditempatkan di Jakarta. Dita Alangkara namanya, kami memanggilnya mas Dita. Anak pertama di keluargaku, usianya 6 tahun di atasku. Dari dia smp seingatku memang sangat tertarik sama fotografi, kamera Ricoh bapakku tadi yang jadi kamera pertamanya.
Waktu kuliah, mas Dita pernah menjual motornya, uangnya sebagian besar untuk membeli seperangkat kamera Nikon F 90 (kalo nggak salah). Kamera mahal pertama yang aku tau. Gimana nggak, kamera itu hampir sama harganya dengan sebuah motor GL Pro di jamannya. Masih ada sisanya sih, walaupun dikit, dan sisanya dia belikan motor CB 100. Mendowngrade motor dan meng-upgrade kamera, tapi itu jalan hidupnya. Dan dia berhasil membuktikan keseriusannya dalam fotografi.
Adikku bernama Dhira Estria, keluargaku memanggilnya dengan Tria tapi teman-temannya banyak yang memanggilnya dengan Dhira. Dia setahun di bawahku. Seperti yang udah aku ceritakan, bakat memotret juga menurun ke adikku. Waktu kuliah dia aktif di komunitas fotografi di UGM. Sekarang dia bekerja di Exxon, tapi hobi memotretnya seperti berjodoh dengan hobi lainnya yaitu traveling. 

My little sister and her camera. Traveling dan memotret
memang bersahabat sejak dulu. Go go go Tria...

My big brother and his big cameras. 
Sekarang keliatannya butuh mobil untuk
membeli kamera-kamera itu.. hmmm...

Nah.. apa kabarku dengan bakat turun temurun tentang fotografi tadi?
Aku nggak mau motret, fotografi jadi mainstream di keluargaku. Ini sikapku, aku anti mainstream!!
Heee.. nggak ding.. itu bercanda..
Sayangnya, dari semua saudaraku cuma aku yang paling sedikit diberi bakat untuk memotret. Tapi aku nggak pernah sedih. Aku selalu berusaha untuk mencari bakat itu, aku yakin dengan rajin latihan dan banyak berdoa aku pasti bisa seperti saudara-saudaraku. Ini sikap..!!
Aku punya banyak teman-teman fotografer gara-gara kakak dan adikku. Dari mereka aku belajar memotret, dan dari merekalah aku bisa bergabung dengan salah satu komunitas fotografi keren bernama Kelas Pagi Yogyakarta (KPY). Beberapa pengurus (admin) adalah teman-teman kakakku. KPY adalah sebuah komunitas belajar bersama fotografi yang dikembangkan oleh Anton Ismael, seorang fotografer profesional. Ok, aku bergabung bukan karena kemampuanku memotret, tapi karena keahlianku yang lain di bidang teknis dan karena keramahanku. Tapi bergabung dengan KPY adalah sebuah langkah awal yang baik untuk ikut belajar memotret. Aku sadar bahwa lingkungan yang akan membentuk kita, termasuk membangun skill yang dalam hal ini adalah kemampuan memotret.
Diantara admin-admin yang lain, akulah yang paling bebal dalam pengetahuan tentang fotografi dan aplikasinya. Tapi diantara admin-admin KPY yang lain, aku tetap yang paling ramah. Dan mereka mengakui itu. Aku bangga.
Suatu saat di bulan Februari 2011 atas kebaikan teman-teman admin aku diajak pameran foto. Nah looo.. apa coba?? Aku nggak bisa motret. Jangankan motret, masang lensa aja aku deg-degan. Tapi aku tertarik dengan tawarannya, kapan lagi aku dihargai sebagai fotografer? Kesempatan nggak datang 2 kali, aku ambil kesempatan itu. Ini saatnya aku menunjukkan eksistensiku sebagai fotografer!
Aku menyusun strategi untuk pemotretan, aku menyiapkan sebuah tim kecil berisi orang-orang yang berkompeten di bidangnya, fotografi dan desain. Fotografi adalah pekerjaan tim. Aku bisa mati muda kalau aku mengerjakannya sendiri.
Aku menghubungi pak Corel untuk olah digital, dan Indra PakJepret untuk urusan teknis kamera dan pencahayaan. Tugasku membuat konsep. Semua peralatan fotografi termasuk studio aku pinjam semua dari teman-temanku,  akupun meminta bantuan teman-teman admin KPY untuk menjadi model. Untuk model cewek aku terpaksa menyewa karena tuntutan spesifikasi bentuk tubuh. Ide gambarnya aku ambil dari salah satu poster film James Bond lama.

"Tertampar Gundukan" Dipamerkan di KPY Februari 2011

Fotoku berjudul "Tertampar Gundukan". Foto itu sebenarnya berusaha mengkritisi para "fotografer facebook" (pada masa itu), dimana semua orang selalu memotret model-model seksi dan bahenol yang mengenakan pakaian seminim mungkin lalu menguploadnya ke facebook. Halooo... fotografi nggak cuma itu aja. Dengan sebuah foto, kamu bisa bicara banyak pada dunia.

Pameran sukses,tapi nggak banyak yang ngerespon fotoku. Pembelaanku kepada diriku sendiri adalah di pameran itu aku fotografer termuda yang ikut, jelas aja secara pengalaman dan teknis aku kalah.  Aku nggak boleh sedih, aku harus tetap ramah. Aku tau ini adalah awal dari sebuah perjalanan panjang menjadi fotografer.
Setelah itu (hingga saat ini) aku masih bersemangat untuk belajar memotret. Aku masih pengen jadi fotografer. Atau lebih tepatnya, aku pengen jadi fotografer yang ramah.

Krisna Encik (musisi) memintaku memotret 
untuk pembuatan cover albumnya.

MC dan enterpreneur Santi Zaidan menelpon
aku untuk dibuatkan profile picture di face-
booknya.

Aku bersama teman-teman KPY selesai pemotretan untuk
sebuah majalah fashion ternama Jogja. 

Aku dalam sebuah sesi pemotretan untuk distributor Piaggio
secondhand. 





26/05/2012

Pak Corel, Mengedit Dunia Dengan Cinta..



Panggil saja Anung, pemuda murah senyum hampir tambun ini berusia 30 tahunan. Hari-harinya dihabiskan di depan monitor komputer, asbaknya pasti selalu penuh puntung rokok djarum supernya. Kalo dikumpulkan dalam setahun, puntung-puntung itu bisa membentuk sebuah pulau kecil tambahan di Indonesia.
Hidupnya didedikasikan untuk desain grafis, nggak tau software apa yang dia pake tapi teman-temannya di Jogja memanggilnya dengan sebutan Pak Corel. 
Kecintaannya dengan desain grafis berawal dari lingkungan kuliahnya di D3 Advertising UGM lebih dari 10 tahun yang lalu.  Menurutnya, desain grafis membuat dirinya lebih banyak belajar bagaimana cara mengedit hidup.
Dengan menjadi desainer grafis, dia banyak bertemu banyak seniman besar, kecil, maupun sedang. Ketrampilannya banyak dimanfaatkan oleh para seniman seperti band Superman Is Dead, Sineas Garin Nugroho, sutradara muda Kuntz Agus, hingga para politisi yang sedang berkampanye.


"Aku memulai karirku dari nol.. Dulu aku buat pamflet-pamflet sedot wc.." kenangnya sambil meminum A&W Root Beer kesukaannya. 
"Tapi itu dulu, sekarang aku nggak mau terima lagi pesenan kaya gitu, aku udah nggak terima lagi pembuatan desain poster 2 warna" Tambahnya dengan tertawa terkekeh.

Laura Basuki meminta langsung ke 
Anung untuk pembuatan poster film
Republik Twitter ini
Eka memberikan fedora hat-nya
sebagai ganti desain yang diberikan oleh
Anung 
Dia mengakui proses kreatifnya memang dari nol, tapi dengan ketekunan dan kedisiplinan kini dia menjadi raja desain. Bahkan pentolan band Radiohead asal Inggris, Thom Yorke pun pernah memesan sebuah desain untuk dirinya.
"Mas Tom (Thom Yorke) tahu dari internet, tentang aku. Dia langsung kirim pesen di blog-ku.. Katanya dia suka desain-desainku trus dia minta aku buatin buat dia. Desain itu untuk dijadiin kaos suvenir band radio (radiohead)"


Hidup memang penuh rintangan, tapi asal kita mau berusaha semua pasti ada jalannya. Anung adalah salah satu contohnya, dengan ketekunannya ia berhasil menjadi desainer grafis papan atas di negri ini. Seperti keinginannya mengedit hidupnya, dan akhirnya dia berhasil.
Hmmm... Sepertinya Indonesia yang harus segera diedit oleh Pak Corel.

Thom menghubungi Anung langsung
untuk desain ini


Semua gara-gara gambar ini...!!!!!


Kamu harus kenal Anung Heyho a.k.a Pak Corel dengan membuka link ini..




Sepik More Than You Think!



Seminggu yang lalu aku dihubungi oleh Ardi Wilda a.k.a Awe untuk diinterview tentang aktivitasku sebagai akademisi..
Memang aku jarang dikenal orang sebagai akademisi, ini pekerjaan sampinganku. Aku nggak banyak aktif di sini, aku lebih banyak diundang di seminar-seminar atau kuliah umum di luar negri karena mata kuliahku memang nggak populer di sini.


Nggak banyak yang tau kalau aku juga pemegang gelar doktor untuk bidang Sepikologi dengan tesis berjudul "Sepik Indah Pada Hubungan Pasangan Pra Nikah Dalam Prespektif Dunia Ke-Tiga Pasca Reformasi"


Sepikologi adalah ilmu yang digunakan untuk pendekatan khusus. Ilmu ini berfungsi untuk menumbuhkan hubungan baik, pengertian, dan pemahaman antara gebetor (atau dalam bahasa komunikasi lebih dikenal dengan komunikator) dan gebetan (komunikan). Tujuannya untuk mendapatkan timbal balik yang dinginkan. Ilmu sepik sangat berguna sebagai pencitraan yang positif.


Untuk lebih jelasnya, liat hasil interview saya dengan Awe di sini.. 


http://www.ardiwilda.com/2012/05/vindra-indonesia-butuh-sarjana-ilmu.html

*Jangan tanya siapa Awe, lebih baik kita doakan semoga dia cepet sehat dan lebih berguna untuk kita semua... :)))

Semangat Pewujud Mimpi

Namanya Endri, tapi aku selalu memanggilnya dengan Hendri. Dulu dia sempat menjadi staff teknis untuk sebuah art company besar di Jogja. Tapi dengan kondisi keuangannya dia ingin keluar dan mencari pekerjaan baru yang lebih menjanjikan. Dalam satu kesempatan bertemu dengan Hendri, dia meminta langsung ke aku untuk diberi kesempatan bekerja denganku bila ada kesempatan. Beberapa teman mendukung, tapi beberapa teman lain menyarankan untuk tidak melibatkannya. Ternyata dia pernah berurusan dengan bekas tempat kerjanya. Dia pernah dituduh mencuri beberapa barang di kantornya (yang akhirnya baru-baru ini semua tahu Hendri tidak terbukti bersalah).
Aku belum pernah bekerja dengannya, aku juga belum pernah mempunyai pengalaman buruk dengannya. Yang aku tahu waktu itu adalah dia punya hak untuk memulai hidup baru. Semua orang berhak mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.Akupun berjanji akan mengabarinya segera kalau ada pekerjaan buatnya.


Selang beberapa waktu kemudian, aku meminta bantuannya untuk membangun kantor PakJepret di bilangan Jogja Utara. Sebuah kantor aku dirikan bersama teman-teman, bergerak di bidang jasa fotografi. Kami butuh renovasi, membangun teras dan membuat beberapa lemari. Dia datang dengan semangat. Di sela-sela kerjanya, dia banyak bercerita tentang pekerjaan sebelumnya. Dia ternyata pernah jadi supir truk cargo antar kota. Dan sekarang dia nganggur, dia memilih untuk menjadi tukang serabutan.
Renovasi kantor selesai. Kerjaannya lebih dari kata lumayan, dan yang penting nggak ada catatan khusus tentang perilakunya selama bekerja. Yang dikawatirkan oleh teman-temanku nggak terbukti, nggak ada barang hilang. Aku mulai percaya untuk mengajaknya bekerja dalam berbagai event.


Di lingkungan Kelas Pagi Yogyakarta (KPY), dia lebih dibutuhkan dibanding aku sebagai admin. Keahlian memperbaiki listrik dan tukang-menukang menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan di sana. Bahkan beberapa admin seperti mas Berto dan mbak Nana memanggilnya untuk urusan rumah pribadinya.


Di Papermoon Pupet Theater kamipun pernah bekerja bersama. Aku ingat pada saat latihan Mwathirika. waktu itu aku sempat membentaknya karena dia tidak berhati-hati dalam pekerjaannya, tangga yang dia gunakan hampir terjatuh. Sebelumnya aku sempat ngomong sama dia kalo kaki tangga itu terlalu miring untuk dinaiki, tapi dia tetap nekat menaikinya dan tangga itupun hampir terjatuh dengan tubuhnya di atas tangga. 
Foto tangga ini selalu 
mengingatkanku sama Hendri..
Pada akhirnya aku sadar kalo dia hanya ingin mengerjakan tugasnya semaksimal mungkin. Dia ingin membuat semua orang yang ada di sana percaya kepadanya kalau dia bisa diandalkan. Semangatnya untuk bekerja dan memuaskan relasinya terkadang membuatnya lupa atas keselamatan dirinya. 


Papermoon adalah tempat yang istimewa. Di tempat ini aku benar-benar (dan masih ingin) belajar bagaimana cara membangun kemampuan seseorang. Hendri, sebelumnya adalah supir truk kargo dan tukang, tapi di tempat ini dia menjadi seniman. Waktu itu dia mengusulkan untuk menambahkan lampu di setiap kursi yang diduduki oleh pemain boneka Papermoon. Idenya luar biasa, mungkin baginya itu hanya sebuah lampu yang menyala dan indah, tapi bagi aku kursi mendapatkan efek floating yang indah dan lebih bermakna.
Mwathirika pentas di LIP Jogja dan di Goethe Jakarta. Hendri tetap ikut sebagai crew. Effort, tanggung jawab, dan rasa memiliki terhadap sebuah proses yang dimilikinya sangat luar biasa.


Setelah itu aku jarang lagi bertemu dengannya, hanya sesekali bertemu untuk silahturahmi, nggak ada kerjaan spesial buatnya. KPY dan Papermoon lebih sering menggunakan jasanya. Maturnuwun Gusti, aku nggak salah pilih orang dan mengajaknya bekerja di lingkunganku. Semua suka sama Hendri..!


21 Mei 2012, sore hari, sebuah kabar datang dari mbak Nana dan mas Berto KPY, Hendri meninggal karena sakit. Kabar itu langsung menggiring ingatanku ke beberapa tahun yang lalu, di sebuah pertemuan dengannya, dimana dia meminta diajak dilibatkan dalam kegiatan-kegiatanku. Dan aku lalu sadar aku sekarang di Balikpapan, aku nggak pamit sama dia. Aku meninggalkan Hendri dan dia balas meninggalkan aku. 
Aku bukan siapa-siapanya Hendri, dia yang lebih berarti buat aku. Karena dia aku tahu tentang arti effort dan tanggung jawab. 
Hendri adalah kepala keluarga, bapak 2 anak balita. Anak terkecilnya dilahirkan dengan kebutuhan khusus. Hingga akhir hidupnya terus berusaha untuk membahagiakan keluarganya dan orang-orang terdekatnya.
Sebagai orang yang tau latar belakang keluarganya, aku merasa bersalah nggak bisa berbuat sesuatu yang lebih berarti di masa hidupnya. 
Aku dulu pernah membayangkan tentang pekerjaan rutin dan pemasukan yang rutin untuk dia agar dia bisa menyejahterakan keluarganya. Tapi itu semua nggak bisa terwujud karena keterbatasanku. Aku menyesal....


Ria Papermoon menyebutnya sebagai Pewujud Mimpi..
Ya, dia memang pewujud mimpi semua orang, dan diapun hingga saat-saat terakhirnya masih bekerja untuk mewujudkan impian orang-orang sekaligus mimpinya membuat bahagia keluarganya.
Dari Hendri aku belajar banyak tentang arti semangat dan kerja keras..

Coy, kancaku Endri Rahayuwibowo..
Gusti wis maringi obat sing paling ampuh. Saiki kowe wis ra bakal lelaranen meneh..
Aku seko adoh mung iso nyangoni donga.. 
Uripmu dadi tuladha sing apik nggo kanca-kanca kabeh neng kene..
Aku sumedhot pas krungu kowe ra ono, tur aku ikhlas.. Iki kersane Gustiallah sing paling apik..
Sing ngati-ati neng kono yo Coy, ojo waton penekan...

In memoriam Hendri (bawah tengah)
*Semua foto diambil dari halaman Facebook Ria Papermoon http://www.facebook.com/profile.php?id=816591257

MAAF.. AKU NGGAK MAKAN ANJING!!

Aku pecinta anjing. Seingatku, selama ini aku cuma 2x punya anjing. Anjing pertama dibeliin bapakku waktu aku kecil, namanya Doti. Seekor anjing kampung lucu berwarna coklat.
Ingatanku terakhir tentang Doti adalah dia dimasukkan ke dalam karung karena sakit, dan lalu dibawa oleh seorang suruhan ibuku. Setelah itu aku nggak tau apa yang terjadi sama Doti. Aku masih terlalu kecil untuk mengingatnya.
Anjing ke-2 ku aku beli sendiri. Aku beli dari seseorang pejabat desa di daerah Solo. Seekor Golden Retriever cowok yang bernama Charlote. Jangan tanya kenapa namanya Charlote padahal dia cowok. Orang kadang-kadang emang nggak paham tentang budaya asing, yang dia (pemilik lama) tahu adalah nama Charlote itu keren untuk seekor Golden Retriever.
Aku bersama Charlote selama 4 tahunan. Anjing pintar dan baik, benar-benar baik.. Semua orang sayang sama dia. Aku yang sering jahat sama Charlote. Aku membelinya tanpa berpikir akan kurumahkan dimana. Akhirnya dia harus pindah-pindah rumah, menumpang teman-temanku yang mau mengurusnya. Aku sendiri terlalu sibuk untuk mengurusnya.Charlote meninggal di usianya yang ke-8, di rumah temanku. Itu dosa terbesarku kepada Charlote. Sampai sekarang aku sedih kalau ingat itu.

Adikku dan Charlote
Aku suka hampir semua binatang, terutama anjing. Mungkin dari semua binatang, yang nggak aku sukai cuma nyamuk, lalat, sama buaya. Gerakan Cinta Satwa diberikan sama bapakku selagi kami anak-anaknya kecil. Dulu di rumahku kami pernah memelihara burung kakak tua, burung hantu, rangkong, bangau tong-tong, elang bido, sampai kelinci. Rumah hampir kaya kebun binatang waktu itu. :))
Di waktu lalu, aku pernah makan anjing. Iya tongseng anjing. Orang jogja menyebut makanan itu dengan tongseng asu atau sengsu. Aku sendiri nggak pernah merasakan kenikmatan spesifiknya. Menurutku daging merah semua sama, tinggal bagaimana cara mengolahnya. Aku juga mengenal masakan itu dari teman-teman sekolahku. Bapak ibuku nggak pernah mengajarkan anak-anaknya untuk makan anjing. Yang pertama karena kami keluarga muslim, yang kedua (menurutku sebagai alasan yang lebih masuk akal) karena itu anjing, nggak pantas untuk dimakan!
Hampir 2 tahun aku makan anjing, nggak tiap hari sih, tapi daging anjing menjadi solusi murah dan terbaik untuk pengganti daging kambing dalam masakan tongseng. Serat dan rasanya hampir sama. Waktu itu aku bisa mendapatkan sengsu seharga Rp. 4.000,- sedangkan tongseng kambing bisa 2x lipatnya. Lebih murah, lebih terjangkau untuk anak seumuranku waktu itu. Nggak ada perasaan apa-apa waktu aku makan sengsu. Waktu itu makan tongseng adalah makan sengsu, titik. Hingga suatu saat teman-temanku SMA mengajak aku untuk merayakan akhir tahun bersama-sama, itu awal tahun 2000-an kalo nggak salah. Dan kami sepakat untuk membeli seekor anjing untuk dijadikan menu utama perayaan pergantian tahun itu. Dan terjadilah bencana itu.....
Keisengan kadang-kadang menjadi pelajaran terbesar. Aku menyaksikan bagaimana proses anjing disembelih, lebih tepatnya dibunuh perlahan. Anjing yang kami beli lumayan besar, tapi kasihan dia buta. Melihatnya aja aku udah nggak tega. Temanku akhirnya turun tangan, dimasukkannya anjing itu ke dalam karung dan dipukullah kepala anjing itu dengan kayu balok. Karena temanku bukan ahlinya prosesnyapun cukup lama,  hampir setengah jam hingga anjing dalam karung itu nggak gerak lagi.
"Memang itu caranya" kata temanku. "Anjing paling enak dagingnya kalo dibunuh tanpa keluar darahnya".
Ok.. Aku emang suka Tongseng daging anjing tapi aku nggak akan pernah suka proses untuk membunuhnya. Aku nggak ngerti apa yang mereka pikirkan sehingga bisa tau anjing yang dibunuh tanpa mengeluarkan darah lebih enak dagingnya daripada anjing yang dibunuh seperti layaknya sapi atau kambing.
Bahkan ada cerita di bagian lain dunia sana, mereka membunuh anjing dengan cara merebusnya hidup-hidup. FUCK! Kalian karnivora terjahat di bumi ini!!!
Mulai saat itu, aku nggak pernah makan anjing lagi. Menurutku waktu itu, aku mau makan anjing kalo anjing itu disembelih dengan cara yang benar. Dan sayangnya untuk semua tukang masak/penjual masakan berbasis daging anjing itu mustahil dilakukan. Akupun nggak pernah makan daging anjing lagi.
Sampai aku bertemu dangan Charlote, aku menambah alasanku untuk tidak makan anjing. Anjing adalah (binatang) sahabat terbaik manusia. 
Mungkin yang mereka (pemakan anjing) pikirkan berbeda dengan aku, mereka mungkin belum pernah mendapat anjing sebaik Charlote atau bahkan mereka belum pernah memelihara anjing sama sekali. Mereka hewan lucu, mereka nggak akan menyakitimu kalau mereka nggak terpaksa. Anjing melindungi tuannya dengan sepenuh hati. Menggonggong orang yang tak dia kenal ketika orang itu masuk ke rumahmu itu nggak jahat, dia hanya berusaha melindungi tuannya. 
Ini bukan masalah agama yang mengharamkan anjing untuk dimakan. Ini lebih ke masalah sikap manusia. Kalo kamu suka makan anjing, berarti kamu bentar lagi tega makan temanmu sendiri..!!!
Dan lebih dari dari 10 tahun ini aku selalu berkata kepada orang lain yang menawari aku untuk makan daging anjing dengan "MAAF.. AKU NGGAK MAKAN ANJING!!


Teman.. Ada banyak makanan di luar sana yang enak dan lebih baik dari daging anjing.. Percayalah..


AKU ADALAH MODEL..

Photography by Stanislaus Yoga



"emoticon" Photography Exhibition
by Stanislaus Yoga

|emoticon| semacam pemanusiaan kembali manusia yang telah digambarkan

|emoticon| dibuat dengan latar belakang minimnya hubungan antar manusia yang jarang bertemu atau bertatapan muka secara langsung, dan lebih memilih melakukan percakapan melalui Black Berry Messenger. Sehingga mungkin mereka lupa bagaimana ekspresi orang yang diajaknya bicara dan hanya mengingat emoticon yang ada dalam Black Berry Messenger. Dikatakan pemanusiaan kembali manusia yang telah digambarkan karena menurut yang sang artis ketahui emoticon yang berada di Black Berry Messenger adalah penggambaran emosi seseorang yang digambarkan secara kartun atau entah apa istilahnya dan sang artis ingin mengembalikan gambar tersebut menjadi manusia kembali melalui media foto.

Itu tadi deskripsi tentang pameran yang diadakan oleh Stanislaus Yoga di LIR cafe sekitar bulan Oktober tahun lalu. Dan model untuk pameran fotonya adalah.. aku...

Aku nggak tau kenapa Yoga "Gamblis" memilih aku sebagai modelnya. Suatu saat dia datang mencari aku dan menanyakan apakah aku mau difoto untuk bahan pamerannya. Aku suka sama idenya, aku menghargai orang-orang yang punya pemikiran kritis, kreatif, dan lucu kaya Gambliz. Aku bilang mau asal nggak ngeganggu pekerjaan. Dan okelah, kami membuat janji untuk melakukan sesi foto.

Aku bukan model yang baik. Aku juga nggak sempat merawat wajahku walaupun aku tau yang akan banyak difoto adalah wajahku. Sebenarnya aku lebih mengutamakan kemampuan otakku daripada wajahku. Tapi pasti Yoga nggak tau cara memotret otakku. Yo wis..
Hampir satu setengah jam aku dipotret. Suasananya lebih kaya latihan senam muka daripada sesi pemotretan. Didirect langsung oleh Gambliz dengan contoh emoticon dari BBM. Jadilah potret-potret itu.


Photography by Stanislaus Yoga

Kenali lebih dekat karya-karya Yoga di sini :