Ada yang suka korned? Aku akan sedikit bercerita tentang
korned.
Makanan yang aku
katagorikan sebagai makanan semi instan ini banyak ditemukan di supermarket
atau minimarket di sekitar kita. Korned sebenarnya tidak beda dengan ikan asin
yang sering kita jumpai di pasar-pasar tradisional. Konsep dasarnya kurang
lebih sama dengan ikan asin, mengasinkan makanan sehingga awet dan tidak mudah
kadaluwarsa. Sebelumnya kamu harus tahu bahwa garam itu kaya akan manfaat. Selain
untuk mengusir ular, garam juga berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri. Itulah
kenapa ikan asin bisa awet lama tanpa dimasukkan ke dalam kulkas.
Korned (biasanya) dibuat dari daging sapi yang digiling kasar dan ditambahi bumbu-bumbu seperti bawang dan merica. Kenapa kornet aku sebut sebagai makanan semi instan? Walaupun
enak, korned bukanlah makanan yang indah untuk disajikan langsung (kecuali kita
dalam keadaan terdesak). Ketika kita membuka bungkus mie instan misalnya, kita langsung
menemukan bahan makanan yang tertata rapi di dalamnya. Mie yang dikeringkan dan
dicetak dengan bentuk tertentu (biasanya bulat dan kotak), bumbu-bumbu, minyak,
hingga terkadang sayuran kering yang tertata rapi dalam plastik-plastik kecil.
Tapi korned? Kalau kamu orang yang terbiasa makan makanan yang steril dan rapi,
kamu bisa pingsan ketika membuka kaleng korned. Coba buka satu kaleng korned
dan dengarlah suaranya ketika tutupnya terbuka. Nuansa "klintrek-klintrek lemak" segera terasa. Visualnya juga parah, sekotak daging giling yang kasar berwarna
merah. Butuh retouch untuk membuatnya menjadi cantik dan mengundang selera.
Karena itulah aku menyebut korned sebagai makanan semi instan, karena walaupun sebenarnya korned kemasan sudah matang, kita harus mengolah dan mempercantiknya lagi untuk meningkatkan selera makan kita.
Makanan kesukaanku dengan bahan dasar korned adalah perkedel korned. Untuk membuatnya sangat mudah. Ambil korned dan lalu campurkan ke dalam telur yang sebelumnya sudah dikocok terlebih dahulu. Telurnya cukup satu untuk sekotak korned, karena fungsi telur di sini lebih untuk mengikat korned tadi sehingga ketika digoreng korned tetap berbentuk sesuai yang kita inginkan.
Kamu bisa menambahkan daun bawang di adonan tadi. Tidak usah ditambah garam karena korned sudah asin. Bentuklah korned sesuai dengan keinginan dan goreng dengan sedikit minyak di wajan hingga warnanya kecoklatan. Tiriskan dan hidangkan dengan nasi hangat.
Selain dibuat perkedel, aku juga sering menambahkan korned ke dalam mie instan rebusku. Cara ini lebih sederhana dan lebih cepat.
Korned sudah lama. Konon korned ditemukan ratusan tahun
lalu di sebuah di eropah. Dulunya korned adalah makanan kesatria yang pergi
berperang. Para istri kesatria membuat korned untuk dijadikan bekal perjalanan
suaminya. Kemasannya tentu bukan kaleng seperti sekarang, korned yang mereka
buat saat itu hanya dibungkus dengan semacam daun yang diproses hingga kering yang bisa bertahan
lama dan ditulisi pesan-pesan untuk suaminya yang pergi berperang seperti
"Pantang pulang sebelum
menang", "Cepat menang abangku sayang", "Jangan malu
rindukan aku", dan sebagainya. Nama korned sendiripun diambil dari kata honored atau terhormat. Seiring waktu,
honored mengalami perubahan penyebutan menjadi korned atau kornet.
**Tulisan ini didedikasikan untuk Yopie "Jenggot", partner in crime-ku makan korned.
No comments:
Post a Comment