22/08/2012

Rumah Tuhan


Malam itu, 10 malam menjelang Idul Fitri. Dome Balikpapan dipenuhi orang. Mayoritas mereka adalah umat sebuah gereja di Balikpapan. Mereka datang untuk menyaksikan sebuah pertunjukan konser musik dengan bintang tamu Regina (idol). Sebenarnya mereka bukan sekedar menyaksikan konser musik, tapi mereka juga sekaligus mengumpulkan uang untuk pembangunan atap gereja mereka yang sudah hampir runtuh dimakan usia.
Panitia pembangunan gereja sengaja mengemas kegiatan pengumpulan dana ini dengan sebuah pertunjukan musik, dan akhirnya mereka berhasil mengumpulkan dana hampir 200 jt dari hasil penjualan tiket dan lelang di malam itu. Tidak sia-sia pengurus gereja dan panitia konser amal itu bekerja.

Aku jadi ingat ketika aku dulu di Jogja, aku sering makan di sebuah rumah makan Batak yang (tentu saja) menyajikan masakan non muslim. Beberapa kali aku menemui serombongan muda-mudi gereja mengumpulkan uang untuk tujuan pembangunan gereja ataupun kegiatan lainnya dengan mengamen di rumah makan itu. Mereka menyanyi berjam-jam, menunggu tamu datang lalu menyanyikan beberapa lagu rohani dan mendapatkan uang dari tamu yang bersimpati. Dan seingatku, mereka hanya menyanyi di tempat-tempat yang spesifik, seperti di rumah makan khas Batak tadi atau di rumah makan lain yang mempunyai menu spesifik juga.
Tidak jarang aku melihat di jalanan, sekelompok orang menggunakan sebuah mobil van yang di atasnya terdapat pengeras suara. Mereka meminta sumbangan untuk pembangunan sebuah masjid. Atau di lain tempat, aku menemukan orang-orang meminta sumbangan dengan menyodorkan amplop bertuliskan "Dana pembangunan masjid bla.. bla.. bla.." atau "Pondok Pesantren bla.. bla.. bla..". Mereka mencari sumbangan dimana-mana, di tempat umum. Terkadang, masjid atau pondok pesantren yang mereka wakili akupun nggak tau dimana letaknya.

Jadi gini.. Aku nggak akan ngomong minoritas - mayoritas. Aku lebih menyikapi tentang cara mereka mengumpulkan uang untuk membangun apapun hingga yang mereka sebut rumah Tuhan. Bahkan secara pribadi aku malu, dari bagitu banyaknya cara kenapa malah cara itu yang ditempuh saudara-saudaraku yang konon seiman (minimal di ktp)? Usaha dan cara yang baik tentunya menghasilkan sesuatu yang baik, apalagi dengan didasari itikad yang baik juga. Kalau kita mau sedikit berusaha dan berpikir, Tuhan pasti akan menunjukkan jalan dan merestuinya, apalagi untuk membangun rumah-Nya.





1 comment:

  1. ketokane mau aku wes koment loh kok ora ono to komentku.....

    ReplyDelete