Malam itu, 10 malam menjelang Idul Fitri. Dome Balikpapan
dipenuhi orang. Mayoritas mereka adalah umat sebuah gereja di Balikpapan.
Mereka datang untuk menyaksikan sebuah pertunjukan konser musik dengan bintang
tamu Regina (idol). Sebenarnya mereka bukan sekedar menyaksikan konser musik,
tapi mereka juga sekaligus mengumpulkan uang untuk pembangunan atap gereja
mereka yang sudah hampir runtuh dimakan usia.
Panitia pembangunan gereja sengaja mengemas kegiatan
pengumpulan dana ini dengan sebuah pertunjukan musik, dan akhirnya mereka berhasil
mengumpulkan dana hampir 200 jt dari hasil penjualan tiket dan lelang di malam
itu. Tidak sia-sia pengurus gereja dan panitia konser amal itu bekerja.
Aku jadi ingat ketika aku dulu di Jogja, aku sering makan
di sebuah rumah makan Batak yang (tentu saja) menyajikan masakan non muslim.
Beberapa kali aku menemui serombongan muda-mudi gereja mengumpulkan uang untuk
tujuan pembangunan gereja ataupun kegiatan lainnya dengan mengamen di rumah
makan itu. Mereka menyanyi berjam-jam, menunggu tamu datang lalu menyanyikan
beberapa lagu rohani dan mendapatkan uang dari tamu yang bersimpati. Dan
seingatku, mereka hanya menyanyi di tempat-tempat yang spesifik, seperti di
rumah makan khas Batak tadi atau di rumah makan lain yang mempunyai menu
spesifik juga.
Tidak jarang aku melihat di jalanan, sekelompok orang
menggunakan sebuah mobil van yang di atasnya terdapat pengeras suara. Mereka
meminta sumbangan untuk pembangunan sebuah masjid. Atau di lain tempat, aku menemukan
orang-orang meminta sumbangan dengan menyodorkan amplop bertuliskan "Dana
pembangunan masjid bla.. bla.. bla.." atau "Pondok Pesantren bla..
bla.. bla..". Mereka mencari sumbangan dimana-mana, di tempat umum. Terkadang,
masjid atau pondok pesantren yang mereka wakili akupun nggak tau dimana
letaknya.
Jadi gini.. Aku nggak akan ngomong minoritas - mayoritas. Aku
lebih menyikapi tentang cara mereka mengumpulkan uang untuk membangun apapun
hingga yang mereka sebut rumah Tuhan. Bahkan secara pribadi aku malu, dari bagitu
banyaknya cara kenapa malah cara itu yang ditempuh saudara-saudaraku yang konon
seiman (minimal di ktp)? Usaha dan cara yang baik tentunya menghasilkan sesuatu
yang baik, apalagi dengan didasari itikad yang baik juga. Kalau kita mau
sedikit berusaha dan berpikir, Tuhan pasti akan menunjukkan jalan dan
merestuinya, apalagi untuk membangun rumah-Nya.
ketokane mau aku wes koment loh kok ora ono to komentku.....
ReplyDelete